windmolen
Kalau Indonesia punya Taman Mini Indonesia Indah, Belanda punya Openlucht museum. Openlucht artinya Open air. Jadi memang museumnya terbuka, seperti TMII. Openlucht ada di Arnhem, di lokasi yang amat sangat luas.
Harga tiket masuk untuk dewasa 22 euro, untuk anak-anak umur 4 tahun - 12 tahun sebesar 16,50 euro. Anak-anak di bawah 4 tahun gratis. Oh kalau punya museumjaarkaart juga masuk gratis ya. Lumayan banget. Museumjaarkaart ini bisa dibeli dengan harga abonemen tahunan 75 euro. Kalau gw tinggal di Belanda mah gw pasti beli ini karena per masuk museum sekarang harganya udah di kisaran belasan Euro. Ini juga dipakai 4 kali masuk Openlucht museum mah nggak rugi.
Info dikit: nggak semua museum bisa gratis dengan museumjaarkaart. Ada juga yang kasih diskon aja kalau punya museumjaarkaart. Tapi worth it lah kalau doyan keluar masuk museum.
tram yang berhenti di halte pertama.
Karena besarnya lokasi ini, ada beberapa kereta mini yang berhenti di beberapa halte. Jadi kalau malas jalan, bisa juga ikut kereta ini. Bentuk keretanya juga kereta jadul yang mungkin pernah juga ada di Indonesia.
Ada tempat khusus yang menceritakan tentang perkembangan kereta yang mereka gunakan dari pertama kali ada hingga saat ini. Bagaimana cara mereka membuat minyak dari biji-bijian dengan cara tradisional. Ada juga bagian yang menunjukkan cara kincir angin bekerja.
Tipikal rumah jadul orang Belanda yang biasanya bagian belakang adalah kandang ternaknya. Tidur serumah sama ternak adalah hal yang biasa. Tempat tidurnya pun duduk (nggak seluruhnya rebahan karena mitosnya mereka takut kalau tiduran bakal meninggal karena lidahnya bisa masuk ke tenggorokan dan menyumbat saluran nafas).
tempat tidur yang mini banget kayak pod hotel di Dubai
Cara mengekstrak minyak secara tradisional dengan menggunakan kuda sebagai penggerak.
seperti kembali ke masa di mana nenek gw hobi jahit baju, sama merk-nya juga Singer.
Karena bersama papa mertua, gw jadi tau ini kenapa ada titik-titik nomer dan kayu menonjol itu. Karena rumah jaman dulu bisa bongkar pasang jadi harus dikasih tanda nomer biar nggak keliru masangin. Pakai kayu kecil menonjol ya karena nggak pakai paku. Kayak lego.
Museum ini berisi tentang banyak hal yang berhubungan dengan Belanda, seperti miniatur rumah di Belanda dan cara hidup mereka dari ratusan tahun yang lalu hingga masa kini. Ada juga replika Westerbork saat digunakan sebagai barak orang Ambon yang pindah ke Belanda. Bagian ini juga menghadirkan beberapa masakan Indonesia.
Tiap bagian diberi nama kota yang ada di Belanda, yang nantinya isinya juga mengikuti perkembangan kota atau hal yang unik dan menarik dari kota tersebut.
Ruang tamu barak Ambon di Westerbork.
Isi boks yang mereka bawa dari Ambon. Tentunya dengan Minyak Kayu Putih asli Ambon.
Sedang memasak. Di tiap bagian di museum ini pasti ada penjaganya yang bisa menjelaskan apa dan kenapa.
Sudah mulai agak modern rumah dan interiornya.
Buat orang yang nggak tahu pasti mikir apaan ini, biasa aja. Tapi ini serbet ajaib ini pasti ada di tiap rumah di Belanda.
Tepat di dekat bagian tentang kereta-kereta.
Ada bagian dengan beberapa rumah yang berjejer. Rumah-rumah itu didesain dari tahun-tahun yang berbeda. Jadi setelah masuk ke rumah pertama kita bisa tahu bedanya apa dari rumah kedua dan selanjutnya hingga rumah modern saat ini. Ini termasuk salah satu bagian favorit gw.
Strollernya bukan bagian dari pajangan.
Tak lupa juga bagian buat klompen. Meski gede agak berat gitu, klompen Belanda termasuk enak juga pakainya.
Di bagian terakhir ada juga tempat khusus Indonesia. Seorang penjaganya lahir di Indonesia, seorang Indo. Beliau yang menerangkan banyak hal tentang gimana rasanya direpatriasi ke negara yang belum pernah mereka kenal. Rumah itu disusun seperti tipikal rumah Indonesia di tahun sebelum 2000an. Gw familiar banget dengan banyak barang yang ada di sana.
Sambal deprived dikit, setelah berminggu-minggu nggak kena makanan Indonesia.
Sesi Amsterdam
Tenang aja, nanti juga ada kafe dan restoran kalau mau berhenti dulu karena lelah muterin museum ini. Ada satu makanan yang harus banget dicoba kalau ke Belanda. Poffertjes! Ini nggak tahu kenapa rasanya ngangenin banget.
Toko tempat jual souvenir ada di bangunan dekat bagian penjualan tiket masuk.
Museum ini akan lebih berkesan banget kalau kalian mengenal sejarah Belanda. Gw waktu itu datang dengan papa mertua juga. Beliau bukan sejarawan tapi bagi gw beliau ini saksi hidup banyak hal di eranya. Dan amat sangat pinter buanget! Gw dapet info random banget dari semua era, dari yang penting sampe yang nggak penting banget. Lebih dari 5 jam di museum nggak kerasa.
Oh iya, jangan lupa untuk cek cuaca dulu pakai app buienradar. App ini bisa prediksi hujan turun di menit ke berapa di mana. Aplikasi andalan warga. Lokasi museum yang benar-benar terbuka dan sedikit ruangan untuk berteduh kecuali masuk ke rumah-rumah atau bagian display indoor.
Jangan lupa juga pakai baju yang pas sesuai musim dan sepatu untuk jalan kaki yang nyaman.
Enjoy your trip!
Comments
Post a Comment