Million dollars painting.
Belanda itu rasanya familiar, seperti rumah. Pertama kali gw ke Belanda, gw ngerasa kalau banyak hal yang bikin lebih dekat ke Indonesia. Perasaan ini nggak cuma gw rasain sendiri. Beberapa temen gw juga bilang kalau ke Belanda itu rasanya kayak nyaman karena seperti rumah.
Ya gimana mau nggak nyaman, orang Indonesia dan warung Indonesia aja gampang banget ditemuin di sana.
Nggak perlu worry meskipun pertama kali ke sana. Negara ini ramah banget buat orang yang hanya bisa berbahasa Inggris. Ramah sebagai negara Eropa pertama yang didatangi. Nggak seperti Jerman atau Prancis yang, kalau anda beruntung, bisa bertemu dengan orang yang bisa Bahasa Inggris. Tapi di Belanda banyak banget orang yang pakai Bahasa Inggris. Jadi pasti lebih memudahkan traveler di sana.
Nah, mungkin ada beberapa hal yang harus diperhatikan sedikit ya.
Yang pertama tentu saja untuk kita adalah punya Schengen Visa. Visa yang apply melalui Belanda itu lebih "gampang" dapetnya. Tinggal penuhi saja semuanya, bahkan itinerary saja bisa cuma sekedar tanggal dan deskripsi kegiatan singkat. Bukan meremehkan tapi memang lebih mudah daripada apply lewat Jerman.
Bandara Schipol itu masih lebih kecil daripada Bandara SUB. Beneran. Jadi untuk keluar masuk di bandara ini itu nggak akan membingungkan sama sekali.
Nah yang akan membingungkan mungkin naik metronya. Bisa beli kartu transportasinya, ada yang untuk travel 3 hari saja, tapi ada juga yang namanya OV-chipkaart. Kartu ini bisa dipakai untuk segala transportasi umum. Informasi lebih lanjut bisa dibaca di sini ya.
Sebelum pakai metro, kita harus tap kartu ke bagian yang sesuai dengan jenis metronya. Beda dengan tap in/out kartu di metro yang ada di Jakarta misalnya, di Belanda tempat untuk tap kartunya seramping ini. Ini masih mending keliatan banget, di banyak tempat mereka letaknya random di tengah-tengah jalur keluar yang dilewati puluhan/ratusan orang sekali turun dan orang kalau nggak terbiasa pasti kelewatan juga. Karena banyak orang lalu lalang juga seringkali ini nggak keliatan.
Inget, kalau naiknya arriva ya tap di tempatnya arriva, jangan di tetangganya. Dan jangan lupa tap out.
Beberapa kata yang mungkin membantu: instappen (naik), uitstappen (keluar), overstappen (transfer). Kadang di beberapa kereta ada kondektur yang cek kartu/tiket kita. Ini juga random, nggak selalu ada. Gw pernah dicek satu bapak kondektur yang fasih banget Bahasa Jawa dengan muka Belanda.
Iya, serandom itu.
Dengan situasi cuaca yang random banget, kalian harus instal aplikasi yang namanya
Buienradar. Aplikasi ini menunjukkan kapan hujan, kapan terang, anginnya seberapa, terjadi di menit ke berapa. Beneran deh, cuaca di Belanda itu sering tiba-tiba hujan badai 30 detik, trus terang kayak nggak terjadi apa-apa untuk 5 menit kemudian.
Karena cuaca yang random tadi, fashion style is the last thing you can think of. Kalau datangnya waktu summer di bulan Juni-Juli, rasio hujan dan dinginnya masih akan lebih banyak dibandingkan di bulan Agustus - September yang lebih banyak sinar mataharinya. Selain summer, udah pasti dingin dan banyakan hujannya.
Dengan kondisi alam yang lebih sering berangin dan hujan, berpakaian yang tepat merupakan koentji agar tidak masuk angin. Bawa aja jaket yang tahan air yang ada topinya tuh. Karena hampir nggak mungkin pakai payung. Kalau bisa sepatunya juga yang nggak gampang bocor kena air.
Jangan sampai salah kostum. Bisa aja saat ini suhunya 6 derajat, 3 jam lagi suhunya jadi 24 dan engap banget. Tipsnya, pakai baju berlapis aja. Kaos lengan pendek, kasih jaket tipis, baru luaran coat yang bisa halau suhu dingin. Jadi jangan langsung pakai baju turtleneck aja misal. Baju berlapis adalah kunci!
Jikalau anda suka bersepeda dan merasa bahwa "Ah gw harus naik sepeda nih di Belanda", hmm mungkin anda harus urungkan niat itu sebentar hingga anda melihat liarnya pesepeda di sana terutama di kota besar seperti Amsterdam. Pesepeda di Amsterdam tuh kayak lagi ikutan F1 khusus sepeda. Di kota kecil, oke lah bisa karena nggak sepadat Amsterdam. Tapi kalau di Amsterdam, uuhhh itu hanya untuk expert.
Ya boleh dicoba, tapi hati-hati.
Berkenaan dengan itu, JANGAN sekali-kali berdiri di jalur sepeda yang berwarna merah. Pesepeda nggak bakal berhenti kalau ada orang di tengah jalur, ditabrak iya. Alangkah baiknya pilih selamat aja karena lagi liburan lho daripada ditabrak orang. Itu jalur keramat banget.
Jalur merah kecil yang cukup untuk satu sepeda itu, ya itu jangan berdiri atau jalan di situ
Untuk urusan bayar membayar, mereka biasa menyebutnya
pinnen yang artinya pakai pin, atau pakai kartu. Nah ini agak tricky, karena mesin EDC mereka ada yang cuma bisa bayar pakai Debit Card aja, nggak sekalian Credit Card. Beberapa kartu debit Indonesia ada yang bisa dipakai di luar negeri ada juga yang nggak bisa. Jadi ini bisa dicek aja dulu ke bank terkait. Yang gw tau sih Jenius bisa.
Tapi nggak usah khawatir, mereka pakai cash juga kok. Jarang banget tapi masih bisa kok.
Supermarket yang terkenal namanya Albert Heijn (AH). Ini kayak Indomart di Indonesia. Sistem bayarnya bisa self check out atau di kasirnya. Nah kalau di kasir biasanya ditanyain "Bonnetje?" yang artinya mau mau struknya nggak? Kalau mau ya jawab aja "Ja, alstublieft" (read: ya, alstublif). Kalau nggak mau bilang aja "Nee, dankuwel".
Yes, one of my happiest places in the Nederland.
Di AH ada banyak menu takeout seperti sandwich harga di bawah 5 euro, juga minuman macam jus, kopi, teh, dll. Bisa untuk sarapan simpel tentunya.
Kalau ada tanda to go begini biasanya harganya lebih mahal karena lokasinya to go biasanya di bandara, stasiun, dan tempat yang nggak mungkin dipakai buat belanja groceries.
Belanda adalah negara pertama yang melegalkan pernikahan LGBT. Jadi jangan katrok - kaget kalau liat rumah ada bendera LGBT. Atau ada parade LGBT yang ramai sekali. Kalau kalian nggak mendukung ya sudah, move on aja. Tapi yang jelas bendera mereka ada di mana-mana. Nggak ganggu kalian kok kalau nggak kalian bikin itu mengganggu kalian.
Jangan lupa cobain hagelslag mereka. Dijamin nggak bakal lagi mau balik ke meses Indonesia. Biasanya mereka makannya di atas roti, diberi butter, lalu taburan meses ini. Kalau nggak gitu, mereka makan yang namanya botterham met kaas yaitu roti dengan butter dan keju sehelai. Catatan pentingnya adalah JANGAN PERNAH mengejek makanan ini di depan mereka 😠They're so proud of this.
Gw lebih suka krentenbollen met kaas, setidaknya masih ada kismisnya gitu lho rotinya.
Permen favorit gw. Kalau bentuknya satuan gini biasanya dari restoran. Pasti dikasih setelah makan.
Stand kibbeling, jualan macem-macem ikan goreng. Nggak tau ini kenapa enak banget.
Kalau kangen makanan Indonesia gimana? Ya cari aja, di tiap kota pasti ada satu dua warung yang menjual makanan Indonesia. Bedanya, ada rasanya yang sudah disesuaikan lidah Belanda, ada yang masih otentik Indonesia banget. Coba aja cek di google review mereka, terutama dari pelanggan orang Indonesia. Pasti kebayang kok gimana rasanya.
Tapi jangan ketukar sama restoran yang judulnya Chinees - Indonesisch. Ini restoran yang nggak chinese banget, nggak indonesia banget, tapi rasanya ketemu di tengah dan kalau dicampur rasanya enak juga lho. Aneh tapi nyata.
Kalau pengen ngopi cantik, jangan masuk ke tempat yang namanya Coffeeshop karena mereka nggak jualan kopi 😅 Di kota besar seperti Amsterdam, bakal sering bau ganja di sembarang tempat. Kalau ke kota kecil jarang, tapi di kota besar pasti sesekali bau apalagi di tempat yang deket coffeeshop.
Ada menu yang namanya verkeerd koffie, artinya ini kopi yang salah. Maksudnya, kopinya itu ditambah susu dikit.
Belanda ini negaranya kecil, jadi dari ujung ke ujung naik kereta aja 5 jam juga kelar. Kalau udah masuk ke satu kota, di pusatnya, emang paling nyaman banget jalan kaki untuk eksplor kotanya. 10 ribu langkah? Apa itu! Ya lebih lah. Dijamin aktif banget gerak.
Jadi nggak usah worry, kalaupun nggak tau arah atau apapun, tanya aja baik-baik pakai Bahasa Inggris. Mereka mau bantu kok.
Have fun!
Comments
Post a Comment